Kumpulan Puisi Kerasi Anak Arembong
Posted by
One_to'S at Sabtu, 25 Juni 2011
Share this post:
|
0 Comments
Puisi Religi
ARAH HATI( karya : Muhamad Hasbi Assidiqi )
Aku pernah terbelenggu oleh samudera kepedihan
Lahirkan kebencian kebencian yang maradang
Kucoba teguhkan hati yang tercekik oleh kerinduan dimasa lalu
Berbekal keyakinan yang mengkristal didalam jiwa
Kukejar hari depan yang semu
Kunanti meski itu tak pasti
Rongga hidup terlanjur kujalani
Meski pahit, meski pedih
Tak mampu membuat aku ingin bersembunyi dari kutukan nasib oleh sebab aku punya keyakinan kepada tuhan
FITRAHKU
Muhamad Hasbi Assidiqi
Dibawah langit,
Bertabur bunga kamboja
Diatas bumi aku bersujud
Gugurkan segala dosa
Didalam pelukan angin yang sejuk,
Sajak-sajak doa kurangkai
Bait-bait puisi ku kumandangkan
Langit terbentang fajar,
Dipeluk bumi merangkul semesta
Mata langit tersenyum
Tertawa lebar
Dan bau-bau manusia kembali kefitrahnya ada dimana-mana
Hari ini kita semua bahagia
Hari ini kita semua tertawa
Wajah-wajah murung nan muram kini terberai sirna
Doa-doa dipanjatkan
Menangis mohon ampunan
Jari-jemari erat dikaitkan
Sambil berpeluk kencang menjaring persaudaraan
Dan dihari ini,
Fitrah kita kembali
Fitrah sebagai manusi yang bersih, suci, dan utuh
Dihadapan Illahi
CANDI TELUK PULUK
( Karya :Muhamad Hasbi Assidiqi )
Untukmu saudaraku…
Candi Teluk Puluk sesembahan orang-orang terpuruk
Iblis dituhankan atas nama Tuhan
Tuhan disingkirkan atas nama Tuhan
Bau keringat Iblis terasa harum semerbak membusuk
Telinga manusia ditusuk sampai berdarah
Kepala mereka mengumpat bersembunyi dibelahan ketiak Setan
Matanya tertutup oleh tabir kenistaan nafsu
Memanjatkan doa diiringi sesembahan sesaji
Candi Teluk Puluk sesembahan orang-orang tertutup
Menyembah pada mahluk terkutuk
Menyingkirkan haq dan menyambut yang bathil
Mimpi-mimpi mereka menggantung dilangit
Serahkan nasib pada musuh
Sementara sangkarnya remuk hancur terberai sirna
Candi Teluk Puluk sesembahan orang-orang terkutuk
Bacaan mantra menembus dedaunan yang runtuh
Jilid Al-Qur’an tidak dihiraukan
Dibiarkan terus-menerus tertutup
Terbengkalai dalam lemari hiasan
Candi Teluk Puluk sesembahan orang-orang Rijsun
Penganut harapan tak berwujud
Sambil meratapi miskin menangkap misteri sejati musuh Annasi
Hingga kesadaran sampai pada titik kebosanan
Sampai nyawa hilang dan melihat Candi Teluk Puluk tertawa mengejek
Barulah kesadaran yang terlambat datang mendekat
TAUBAT
( Muhamad Hasbi Assidiqi )
( Yaa ayyuhalladzina amanuu tubu ilallahi taubatannasuha… )
Kepadamu ya Allah aku barsujud
Kusesali semuanya telah terjadi
Keangkuhan dan kesombonganku telah menenggelamkan aku
Kedalam jurang kenistaan yang paling dalam
Ketika dengan pongah aku melibas orang-orang miskin
Ketika dengan angkuh aku menghardik anak-anak yatim
Ketika dengan bangga aku dewakan harta
Hingga tak peduli dengan mereka yang membutuhkan
Kenapa harus aku biarkan Madrasah, Mushalah, dan Masjid
Seperti sekarat dengan bangunannya yang semakin menua?
Kenapa harus ribuan anak-anak yatim merintih kelaparan
Sementara aku sampai sakit perut karena kekenyangan?
Kenapa harus banyak orang-orang miskin yang aku sakiti?
Kenapa harus banyak orang-orang shaleh yang aku khianati?
Oh tuhan, harta telah membutakan hatiku
Ya Allah… ya Rabbi… ya Illahi…
Aku menyesal saat semuanya habis terbakar
Harta benda yang menjadi tabir antara aku dan sang pencipta
Kini berubah menjadi mala petaka
Kesombonganku sirna!
Keangkuhanku menjadi debu
Aku menangis mengadu padamu ya Allah
Butiran air mata tumpah disajadah
Seperti airmata camar yang berjatuhan
Tak kuasa aku menahan
Sapaan angin malam laksana sentuhan lembut malaikat sang pecabut nyawa
Mengelus leherku
Mengusap seluruh jazadku
Dan menaklukan kesombonganku
Hingga membuatku ingin bersujud pasrah bersama pertaubatan burung-burung
Sebelum aku benar benar terbaring dibawah pohon kamboja
Dan tertidur selamanya disana
Kunjungi blog HASBY
DEWA SENJA
Buat suatu karya apapun kirim ke email pengelola dan akan kami tampilkan di web ini.